TNews, JEPARA – Kondisi dua dermaga vital di Kabupaten Jepara, yakni Dermaga Kartini dan Dermaga Karimunjawa, kini berada di titik paling memprihatinkan. Perjalanan awak media totabuan.news yang menyeberang menggunakan KMP SIGINJAI menyaksikan langsung rusaknya komponen utama pelabuhan yang tak hanya mengganggu operasional, tapi juga mengancam keselamatan jiwa.
Dua fasilitas ini merupakan urat nadi penghubung utama antara Pulau Jawa dan kawasan strategis wisata nasional Karimunjawa.
Namun saat ini, keduanya justru dalam kondisi seolah “dibiarkan rusak” tanpa perbaikan berarti dari pemerintah.
Catwalk Nyaris Roboh, Sandar Kapal Diwarnai Ketakutan
Kerusakan paling mencolok terlihat pada catwalk atau jembatan penghubung. Besi-besi penopangnya sudah keropos, berlubang, bahkan disambung seadanya dengan bambu oleh petugas dermaga. Jalur ini menjadi tempat petugas tambat kapal memasang tali ke bolder. Jika tertiup angin saat kapal bersandar, risiko roboh sangat tinggi.
“Kalau kena angin saat sandar, catwalk bisa roboh. Ini sangat membahayakan,” ungkap Capt. Zolkarnaen. M. mar., nahkoda KMP SIGINJAI.
Fender Hancur, Ban Bekas Jadi Perisai Kapal
Fender, yang berfungsi meredam benturan antara kapal dan dermaga, sudah banyak yang rusak berat. Ironisnya, kru kapal terpaksa memasang ban mobil bekas untuk menghindari kerusakan kapal.
“Fender sudah tidak berfungsi. Kita pasang ban bekas sebagai pengaman darurat,” ujar Capt. kapal Zolkarnaen prihatin.
Lampu Rambu Mati, Navigasi Malam Jadi Berisiko
Lampu-lampu navigasi dermaga pun banyak yang sudah mati, memperbesar risiko saat kapal sandar di malam hari atau cuaca buruk. Tanpa lampu rambu, panduan arah dan posisi kapal sangat minim dan rawan kecelakaan.
Kondisi Air Dangkal dan Mooring Buoy Tak Optimal
Di Dermaga Kartini Jepara, kedangkalan laut makin parah, menyulitkan kapal besar untuk bersandar. Beberapa mooring buoy juga tidak dalam kondisi layak, membuat proses tambat kapal makin berisiko.
Dishub Jepara Akui dan Usulkan Perbaikan
Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Perhubungan Jepara, Ony Sulistyawan, mengakui pihaknya telah berupaya mengusulkan anggaran perbaikan ke berbagai tingkatan:
APBD Kabupaten dan Provinsi
APBN melalui Kementerian Perhubungan
Pendanaan CSR dan investor swasta
“Kami menyadari aset pelabuhan sangat mahal baik pengadaan maupun pemeliharaannya. Kami sudah usulkan ke berbagai pihak, termasuk CSR dan investor, yang saat ini dalam tahap pembahasan,” tegas Ony.
Sudah Dibahas Bersama Tim Kamla, Tapi Perlu Tindak Lanjut Nyata
Ony juga menyebut masalah ini pernah dirapatkan bersama Tim Keamanan Laut (Kamla). Dalam forum tersebut, muncul banyak saran termasuk pembentukan Tim Penanggulangan Kecelakaan Laut, namun tindak lanjut nyata belum terasa di lapangan.
Desakan kepada Pemerintah dan Lembaga Terkait
Kondisi ini mendesak perhatian serius dan tindakan cepat dari:
Kementerian Perhubungan RI
Ditjen Perhubungan Laut
Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pemprov Jateng
ASDP Indonesia Ferry (Persero)
Ini bukan hanya soal fasilitas, tapi soal keselamatan warga, wisatawan, dan kelangsungan pariwisata Karimunjawa, yang selama ini menjadi ikon bahari nasional.
Jangan Tunggu Roboh, Jangan Tunggu Korban
Sebagai satu-satunya jalur laut reguler menuju Karimunjawa, kerusakan demi kerusakan yang dibiarkan bisa menjadi bom waktu. Jika tidak segera diperbaiki, potensi insiden kapal bisa terjadi sewaktu-waktu.
Negara harus hadir. Jangan tunggu dermaga roboh. Jangan tunggu korban jatuh.*
Peliput: Petrus