TNews, JATENG – menjadi pusat perhatian nasional pada Rabu (13/8/2025) setelah aksi demonstrasi besar-besaran menuntut Bupati Pati, Sudewo, mundur dari jabatannya berujung ricuh. Ribuan warga yang sejak pagi memadati Alun-Alun dan Kantor Bupati Pati akhirnya berhasil memaksa Sudewo keluar menemui massa.
Namun, kemunculan orang nomor satu di Pati itu justru memicu amarah. Massa melempari Sudewo dengan botol air mineral, sandal, dan sepatu. Meski sempat menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat, pernyataan Sudewo tidak meredakan ketegangan. Massa tetap mendesak agar ia segera menandatangani pernyataan mundur dari jabatannya.
Seorang utusan sempat membawa kabar bahwa Sudewo menyetujui tuntutan warga untuk turun dari posisi bupati. Namun, keputusan resmi tetap menunggu persetujuan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Masyarakat memberi batas waktu tiga hari kepada pemerintah pusat untuk mengeluarkan keputusan final. Jika tak kunjung ada kepastian, mereka mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar lagi.
Ketegangan memuncak ketika lemparan massa mengenai aparat yang berjaga, memaksa polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Tercatat tiga hingga lima orang pingsan akibat sesak napas dan langsung dievakuasi ke rumah sakit terdekat menggunakan ambulans.
Di sisi lain, DPRD Kabupaten Pati merespons cepat situasi tersebut. Hanya beberapa jam setelah kericuhan, DPRD menggelar rapat paripurna mendadak. Agenda utama: pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket untuk memakzulkan Sudewo. Seluruh fraksi, termasuk Partai Gerindra—partai pengusung Sudewo—menyatakan setuju.
Aksi ini sendiri dipicu kebijakan kontroversial Sudewo yang menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen. Pernyataan Sudewo yang terkesan menantang warga—menyebut tidak akan mundur meski puluhan ribu orang berdemo—semakin menyulut kemarahan masyarakat.
Menjelang malam, situasi di sekitar Kantor Bupati mulai kondusif, meski sebagian warga tetap bertahan di area Alun-Alun Pati. Mereka menunggu hasil resmi dari Kemendagri terkait nasib jabatan Sudewo. Sementara itu, aparat keamanan dari kepolisian, TNI, dan Satpol PP tetap siaga untuk mengantisipasi potensi kericuhan lanjutan.
Demonstrasi ini didukung penuh oleh donasi warga, mulai dari makanan berat, minuman, hingga posko kesehatan dan dapur umum. Dukungan logistik ini diyakini akan memudahkan massa jika aksi jilid dua kembali digelar, apabila tuntutan mereka tidak terpenuhi.*
Peliput: Petrus