TNews, JEPARA – Pasca demonstrasi yang berakhir ricuh pada Minggu (31/8/2025) dan mengakibatkan gedung DPRD Jepara terbakar, Pemerintah Kabupaten Jepara bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) langsung mengambil langkah cepat. Rapat koordinasi digelar di Pendopo Kartini Jepara pada Selasa (2/9/2025), melibatkan perangkat daerah, camat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta organisasi kemasyarakatan.
Tak hanya itu, di hari yang sama, digelar pula deklarasi tolak anarkisme yang diikuti oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa, dan pelajar. Kegiatan ini menjadi bentuk komitmen bersama menjaga kondusivitas daerah dan memastikan aksi serupa tidak terulang kembali.
Dandim Jepara: Bangkit Lebih Kuat
Sebagai pembicara pertama, Dandim 0719/Jepara Letkol Arm Khoirul Cahyadi, menegaskan bahwa peristiwa 31 Agustus jangan membuat Jepara terpuruk.
“Bukan seberapa sering kita terjatuh, tetapi seberapa kuat kita untuk bangkit lagi. Semoga kejadian ini menjadi titik balik bagi Jepara untuk tumbuh lebih maju, makmur, unggul, lestari, dan religius,” tegasnya.
Kapolres Jepara: Banyak Pelajar Terlibat, Ini Peringatan
Kapolres Jepara, AKBP Erick Budi Santoso, mengungkapkan bahwa aparat sudah mengedepankan langkah persuasif, namun aksi damai berubah menjadi anarkis hingga berujung penjarahan.
“Yang memprihatinkan, banyak pelajar SMP dan SMA ikut terlibat. Mereka adalah korban provokasi. Ini peringatan bagi kita semua, terutama orang tua dan sekolah, agar lebih memperhatikan anak-anak kita,” jelasnya.
Polres Jepara, lanjut Erick, telah mengamankan sejumlah tersangka, baik orang dewasa maupun anak di bawah umur.
Kajari Jepara: Dari Hujan Deras Akan Terbit Pelangi
Kepala Kejaksaan Negeri Jepara, RA Dhini Ardhany, menyebut tragedi ini terjadi begitu cepat, hanya dalam hitungan menit.
“Dari hujan deras, akan terbit pelangi. Dari musibah ini, kita berharap Allah memberi berkah lebih besar bagi Jepara. Mari bersama mengawal penegakan hukum agar adil dan transparan,” ujarnya.
Ketua PN Jepara: Bukan Hanya Bangunan yang Terbakar
Ketua Pengadilan Negeri Jepara, Erven Langgeng Kaseh, menyoroti dampak sosial dari kerusuhan tersebut.
“Malam itu bukan hanya bangunan yang runtuh, tapi juga kepercayaan. Bukan hanya api yang membakar, tapi juga harapan. Dan yang rugi adalah kita semua,” katanya prihatin.
Ketua DPRD Jepara: Ada Masyarakat yang Terlupakan
Ketua DPRD Jepara, Agus Sutisna, menyampaikan rasa prihatin mendalam sekaligus refleksi.
“Jepara seharusnya kondusif karena kita dikelilingi tokoh agama dan masyarakat religius. Namun ternyata ada kelompok masyarakat yang terlupakan, yang butuh perhatian dan sentuhan kita. Ini jadi tugas kita bersama,” tegas Agus.
Meski gedung DPRD terbakar, Agus memastikan agenda legislatif tetap berjalan. Sekretariat DPRD sementara menempati musala dan gerai UMKM. Jika ruang paripurna belum bisa digunakan, alternatif seperti Gedung Shima Setda, Aula Sultan Hadlirin, atau ruang serbaguna pengadilan akan dipakai.
Deklarasi Tolak Anarkisme: Jepara Guyub Rukun
Dalam deklarasi bersama, tokoh agama, tokoh masyarakat, mahasiswa, hingga pemuda sepakat menolak segala bentuk anarkisme. Mereka menegaskan, aksi rusuh tidak sejalan dengan budaya Jepara yang menjunjung nilai guyub, rukun, dan musyawarah.
Bupati Jepara, Witiarso Utomo, menegaskan bahwa deklarasi ini adalah langkah awal yang perlu diperluas hingga tingkat kecamatan dan desa.
“Mudah-mudahan dengan deklarasi ini, kejadian serupa tidak terulang lagi. Saya mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi. Mari kita rawat Jepara agar tetap aman, damai, tenteram, dan kondusif,” kata Witiarso.
Wakil Bupati Jepara, Muhammad Ibnu Hajar, juga menambahkan bahwa solidaritas dan persatuan adalah kunci untuk menjaga stabilitas daerah.
Kesimpulan
Rangkaian rapat koordinasi Forkopimda dan deklarasi tolak anarkisme di Pendopo Kartini menjadi momentum penting pasca tragedi ricuh 31 Agustus. Dengan komitmen bersama dari pemerintah, aparat, tokoh masyarakat, hingga generasi muda, Jepara diharapkan bisa segera bangkit, memperkuat persaudaraan, serta menyalurkan aspirasi masyarakat melalui jalur yang damai dan bermartabat.*
Peliput: Petrus