Bakesbangpol–Ormas Solid, Stabilitas Jepara Jadi Prioritas

Gambar: Bakesbangpol–Ormas Solid, Stabilitas Jepara Jadi Prioritas, (28/11/2025).

TNews, JEPARA – Untuk memperkuat kewaspadaan dini dan mencegah potensi konflik sosial di masyarakat, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Jepara menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Membangun Sinergi dalam Menyelesaikan Konflik Sosial di Wilayah Kabupaten Jepara” di Aula Bakesbangpol, Jalan Boto Putih No. 7 Demaan Jepara, Jumat (28/11/2025). Kegiatan ini dihadiri lebih dari 20 organisasi kemasyarakatan dan menghadirkan empat narasumber dari unsur pemerintahan, penegak hukum, dan legislatif.

Upaya menjaga stabilitas daerah kembali ditegaskan Pemerintah Kabupaten Jepara melalui penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) Penanganan Konflik Sosial di Masyarakat. Acara berlangsung mulai pukul 13.00 WIB di Aula Bakesbangpol dengan dihadiri para tokoh ormas, unsur intelijen, aparat penegak hukum, aktivis sosial, dan komunitas pers.

Kegiatan dibuka oleh Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Jepara, Drs. Ony Sulistijawan, M.Si., yang juga menjadi narasumber utama. Tiga narasumber lain yang dihadirkan yaitu:

1. Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Jepara — Juniardi Widraswara, S.H., M.H

2. Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Jepara — Muhammad Haidar

3. Kanit II Polres Jepara — IPDA Hadi Panjaitan

Tujuan Utama FGD

Diskusi ini berfokus pada:

Pencegahan konflik sebelum terjadi

Penguatan koordinasi lintas lembaga

Pemetaan kerawanan sosial

Kesiapsiagaan komunitas dalam deteksi dini gesekan sosial

“Konflik sosial bukan hanya urusan aparat. Masyarakat adalah garda depan menjaga stabilitas wilayah,” tegas Ony Sulistijawan.

 

Peserta Hadir dari Berbagai Elemen

FGD diikuti lebih dari 20 organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, antara lain:

DPC LSM Harimau

Lembaga Jepara Membangun

PEKAT IB

LVRI Kabupaten Jepara

Yayasan Konsorsium LSM Jepara

Squad Nusantara

IWOI

GRIB Jaya

Pemuda Pancasila

Senkom Polri

LDII

IPNU & IPPNU

Pemuda Ansor

Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Matra

GANN

PWI–LS Jepara

Perkumpulan LPHI

Macan Asia Indonesia (MAI).

Gabungan Wartawan Indonesia (GWI)
(dan organisasi lainnya hingga lebih dari 20 peserta)

Pemaparan Para Narasumber

Kejaksaan Negeri Jepara — Juniardi Widraswara

Menyoroti banyaknya ketidaksesuaian data perusahaan di Jepara

Menegaskan perlunya pelibatan masyarakat untuk mencegah kebocoran administrasi

Mengajak ormas berperan aktif mengawal kebijakan agar tidak terjadi celah hukum yang memicu konflik

Polres Jepara — IPDA Hardi Panjaitan

Mengingatkan potensi konflik akibat pembahasan UMK antara serikat pekerja dan pengusaha

Menyebut isu kesejahteraan buruh dan ketenagakerjaan sebagai potensi pemicu gejolak sosial

Meminta seluruh ormas ikut mengantisipasi eskalasi di lapangan

DPRD Jepara — Muhammad Haidar

Menyoroti ancaman intelijen asing yang masuk melalui industri dan tenaga kerja asing

Menegaskan perlunya pengawasan aktif dan kolaboratif untuk mencegah adu domba sosial

Mengingatkan agar tenaga kerja asing tidak menggeser tenaga kerja lokal di level pekerjaan dasar

Bakesbangpol — Ony Sulistijawan

Memaparkan peta kerawanan konflik sosial di Jepara

Menyampaikan faktor pemicu konflik terbesar: sengketa lahan dan sumber daya alam

Menekankan strategi:

deteksi dini,

respon cepat,

pendampingan kegiatan masyarakat,

penguatan tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat sebagai mediator alami.

Ony juga mengingatkan peran media agar tidak menyebarkan hoaks dan berita provokatif.

“Keamanan daerah bukan hadiah, tetapi hasil gotong-royong seluruh komponen masyarakat.”

Output Akhir FGD

FGD menghasilkan kesepakatan membentuk:

Forum Koordinasi Permanen Penanganan Konflik Sosial Kabupaten Jepara

Forum ini menjadi wadah:

koordinasi lintas ormas dan lembaga pemerintahan,

penyebaran informasi kewaspadaan dini,

pencegahan konflik berbasis dialog dan mediasi.

Dengan pelibatan seluruh unsur masyarakat, Pemerintah Kabupaten Jepara berharap wilayah Jepara tetap menjadi daerah yang aman, damai, dan kondusif di tengah meningkatnya kompleksitas ancaman sosial pada era globalisasi dan digital.*

Peliput: Petrus

Tinggalkan Balasan