TNews, KARIMUNJAWA – Program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) kembali menyapa masyarakat, kali ini di Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, Selasa (9/9/2025). Kehadiran Bupati Jepara H. Witiarso Utomo (Mas Wiwit) bersama Wakil Bupati M. Ibnu Hajar (Gus Hajar) dan jajaran perangkat daerah disambut hangat warga yang antusias menyampaikan aspirasi secara langsung tanpa harus melewati birokrasi panjang.
Program Bunga Desa sejak awal dinilai efektif mendekatkan pemerintah dengan rakyat. Wakil Rektor Bidang III Unisnu Jepara, Dr. Abdul Wahab, S.Sos.I., M.S.I., menyebut Bunga Desa sebagai langkah nyata membangun khairu qaryah (desa terbaik) yang akan melahirkan khairu ummah (umat terbaik).
“Ngantor di desa membuat pimpinan daerah mengetahui kondisi secara langsung. Dari situ percepatan pembangunan bisa dilakukan,” ujarnya.
Ia menegaskan, kehadiran pimpinan daerah di desa memberi ruang lebih luas bagi masyarakat untuk menyuarakan kebutuhan mendesak, mulai dari infrastruktur, kesehatan, hingga pendidikan. “Desa yang kuat akan menjadi fondasi bagi masyarakat yang berkualitas. Itu yang sedang dibangun melalui Bunga Desa,” tambahnya.
Senada dengan itu, Kepala Dinsospermasdes Jepara, Edy Marwoto, memaparkan bahwa pelaksanaan Bunga Desa tahap pertama mencatat 369 usulan pembangunan senilai Rp456,9 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp56,7 miliar telah dialokasikan untuk 2025, Rp87,5 miliar di 2026, Rp157,8 miliar pada perubahan anggaran 2026, serta Rp154,7 miliar untuk 2027.
“Selain itu, ada 130 usulan lain yang bisa ditindaklanjuti tanpa biaya, dan 232 usulan masih dalam tahap inventarisasi. Ini membuktikan bahwa Bunga Desa adalah sarana efektif untuk percepatan pembangunan,” jelasnya.
Menurut Edy, kehadiran langsung bupati, wakil bupati, dan kepala perangkat daerah di desa juga menjadi simbol keterbukaan pemerintah sekaligus membangun kepercayaan publik.
“Seluruh aspirasi warga terdokumentasi dalam forum diskusi kelompok terarah (FGD) dan akan ditindaklanjuti OPD terkait. Program ini juga sekaligus mempromosikan potensi lokal serta mendorong ekonomi desa,” tegasnya.
Dalam sambutannya, Bupati Jepara Mas Wiwit menekankan bahwa program Bunga Desa bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan komitmen untuk respon cepat terhadap kebutuhan riil masyarakat.
“Setiap keluhan dan usulan warga akan kami tindak lanjuti. Pemerintah hadir bukan untuk berjarak, melainkan bekerja bersama masyarakat,” ujarnya disambut tepuk tangan warga.
Kehadiran Bunga Desa di Karimunjawa juga menjadi momentum memperkuat sinergi antara kabupaten dan desa dalam menjaga keberlanjutan pembangunan, terutama di wilayah kepulauan yang memiliki tantangan tersendiri.
Dengan respon positif masyarakat, program Bunga Desa kini semakin dipandang bukan hanya sebagai inovasi pemerintahan, tetapi juga sarana membangun kepercayaan, mempercepat pembangunan, dan memperkuat persaudaraan antara rakyat dan pemimpinnya.*
Peliput: Petrus