Jepara Cetak Sejarah! Enam Warisan Budaya Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional 2025

Gambar: Jepara kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Enam unsur budaya khas Jepara resmi direkomendasikan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2025. Dari tradisi kuno hingga kuliner khas nelayan, semuanya menjadi simbol kekayaan identitas dan warisan luhur Bumi Kartini.

TNews, JEPARA — Kabupaten Jepara patut berbangga. Enam unsur kebudayaan lokalnya akhirnya lolos sidang dan direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2025 oleh tim ahli Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

Enam warisan budaya yang dimaksud yakni Batik Jepara, Baratan Kalinyamatan, Horog-horog, Memeden Gadhu, Pindang Serani, dan Ukir Kaligrafi Jepara.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara, Ali Hidayat, mengonfirmasi kabar gembira itu pada Sabtu (11/10/2025).

“Alhamdulillah, hasil sidang WBTb meloloskan enam warisan budaya yang diusulkan Jepara. Semuanya direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai WBTb tahun 2025,” ujarnya penuh syukur.

Sidang penetapan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Direktorat Warisan Budaya, Kementerian Kebudayaan RI, melalui zoom meeting dari Jakarta, Jumat (10/10/2025).

Ali menegaskan, capaian ini merupakan hasil kerja keras bersama antara pemerintah, tim kebudayaan, dan masyarakat pendukung masing-masing unsur budaya.

“Tentu ini bukan kerja mudah. Butuh komitmen dan perjuangan panjang dari banyak pihak. Tapi syukurlah, semuanya terbayar,” ungkapnya.

 

Keunikan dan Nilai Sejarah Tiap Warisan Budaya

Setiap unsur yang diajukan memiliki akar sejarah dan nilai simbolik yang kuat bagi masyarakat Jepara.

1. Batik Jepara
Batik Jepara lahir dari tangan-tangan halus perempuan Jepara yang dulu dibina langsung oleh R.A. Kartini. Di serambi pendopo kabupaten, Kartini mengajarkan seni membatik kepada putri-putri Jepara sebagai bentuk kemandirian dan kehalusan budi. Warisan ini tak sekadar kain, melainkan lambang peradaban dan perjuangan perempuan Jepara.

2. Pindang Serani
Masakan khas para nelayan Jepara ini memiliki cita rasa asam pedas yang segar. Dahulu menjadi menu utama di perkampungan pesisir, kini menjadi identitas kuliner nasional yang mencerminkan keakraban masyarakat pesisir dengan lautnya.

3. Horog-horog
Dikenal sebagai makanan pengganti beras pada masa pendudukan Jepang, kini horog-horog justru menjadi simbol ketahanan pangan dan kesederhanaan masyarakat Jepara. Sajian ini bahkan masih disuguhkan untuk tamu-tamu penting di Pendopo Kabupaten.

4. Baratan Kalinyamatan
Tradisi religius peninggalan Ratu Kalinyamat, Baratan merupakan wujud rasa syukur dan doa bersama masyarakat Kalinyamatan. Tradisi ini menjadi ikon Jepara yang menggabungkan nilai spiritual, sosial, dan budaya lokal.

5. Memeden Gadhu
Ritual para petani Jepara ini memiliki filosofi mendalam: menjaga harmoni antara manusia dan alam. Memeden Gadhu menjadi simbol kecerdasan ekologis dan penghormatan terhadap siklus pertanian tradisional.

6. Ukir Kaligrafi Jepara
Turunan dari seni ukir Jepara yang mendunia, Ukir Kaligrafi Jepara menggabungkan nilai seni, religi, dan filosofi spiritual. Setiap guratan kayu bukan sekadar ornamen, tetapi doa yang diukir dengan ketulusan hati.

 

Langkah Lanjut dan Komitmen Pelestarian

Kepala Disparbud Jepara menambahkan, penetapan WBTb ini bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab besar untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya tersebut.
“Setelah ditetapkan, kita wajib memperkuat pembinaan dan regenerasi agar warisan budaya ini tidak punah atau diklaim pihak lain,” tegas Ali Hidayat.

Dengan enam tambahan baru ini, Jepara kini telah mengoleksi 15 Warisan Budaya Takbenda nasional.
Daftar tersebut mencakup:

Seni Ukir (2015)

Lomban, Perang Obor, dan Jembul Tulakan (2020)

Tenun Troso (2022)

Kentrung dan Emprak (2023)

Macan Kurung dan Barikan (2024)

Dan kini, enam tambahan baru tahun 2025.

“Jepara bukan hanya kota ukir, tapi juga kota dengan warisan budaya yang hidup, berdenyut, dan diwariskan lintas generasi,” tutup Ali.

 

Dengan penetapan enam WBTb baru ini, Jepara semakin meneguhkan dirinya sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa yang paling kaya dan dinamis di Indonesia — tempat di mana tradisi bukan sekadar masa lalu, tetapi kekuatan untuk menatap masa depan.*

Peliput : Petrus

Tinggalkan Balasan