TNews, JEPARA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jepara, Isnaini, merilis Wawasan Singkat (Quick Insight) mengenai kondisi perekonomian Jepara per Juni 2025. Dalam paparannya, Isnaini menegaskan bahwa pariwisata dan logistik laut kembali menjadi motor utama pemulihan ekonomi daerah, ditopang geliat sektor pengolahan dan perlunya pendekatan inklusif berbasis data.
Pariwisata Tumbuh, Tapi Masih Banyak yang Bisa Ditingkatkan
Isnaini mengungkapkan bahwa tingkat okupansi hotel di Jepara mencapai 22–36 persen pasca-libur Lebaran. Ini menjadi indikator awal bahwa Jepara mulai dilirik kembali sebagai tujuan staycation. Namun, angka tersebut masih di bawah potensi maksimal.
“Jepara punya kekuatan lokal yang harus disinergikan,” jelas Isnaini.
Ia mendorong Dinas Pariwisata dan pelaku akomodasi desa untuk berkolaborasi dalam membuat paket wisata gabungan antara hotel berbintang dan homestay berbasis masyarakat.
Promosi bisa diselaraskan dengan agenda besar daerah seperti Festival Kartini dan Musrenbang, yang dapat menjadi pengungkit naiknya okupansi hingga di atas 50 persen.
Lonjakan Wisata Laut, Tapi Logistik Perlu Diperkuat.
Data BPS menunjukkan penumpang kapal laut melonjak lebih dari 200 persen, menjadikan Jepara kembali sebagai pintu gerbang wisata bahari Jawa Tengah. Namun demikian, volume kargo laut justru turun 5 persen, yang menurut Isnaini adalah tanda bahwa potensi logistik belum dimanfaatkan maksimal.
Solusi yang diajukan antara lain:
Digitalisasi tiket dan fast-track pelayanan wisatawan laut
Modernisasi logistik melalui invoice elektronik, pelacakan real-time, dan integrasi sistem data pelabuhan
“Dengan transformasi ini, kita harap pergerakan barang bisa mengekor lonjakan pergerakan orang. Jepara bisa menjadi simpul logistik maritim yang kompetitif,” jelas Isnaini.
Ketimpangan Gender Jadi Lonceng Aksi
Isnaini juga menyoroti Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Jepara yang masih lebih tinggi dari rata-rata provinsi. Hal ini menunjukkan akses perempuan terhadap pendidikan dan ekonomi belum merata.
“Kita tidak bisa bicara pemulihan tanpa inklusi. Ketimpangan ini harus kita ubah jadi kekuatan,” tegas Isnaini.
Ia mendorong pemerintah daerah untuk:
1. Mengalokasikan 5 persen anggaran OPD untuk pelatihan perempuan
2. Menjalin kemitraan dengan kampus lokal dan LSM
3. Menyediakan akses modal mikro yang mudah dan cepat
Pertumbuhan Ekonomi Q1 Jadi Fondasi Reinvestasi Lokal.
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Jepara di kuartal I 2025 yang positif, ditopang oleh sektor pengolahan dan pariwisata. Isnaini menyebut ini sebagai momentum fiskal yang harus digunakan untuk memperkuat ekonomi lokal.
Ia mengusulkan:
1. Cashback pajak bagi pelaku UMKM pengolahan
2. Subsidi bahan baku untuk menjaga produktivitas
3. Pengembangan investasi wisata digital, seperti:
4. Virtual tour desa budaya
5. E-ticketing untuk wisata pantai
6. Marketplace cinderamata khas Jepara
Penutup: Data Jadi Arah, Aksi Jadi Kunci
Isnaini menutup ulasannya dengan ajakan:
“BPS bukan hanya penyedia angka, tapi penyedia arah. Mari jadikan data sebagai kompas pembangunan Jepara yang lebih tangguh, inklusif, dan modern.”
Dengan menguatkan sinergi antar-sektor, mempercepat digitalisasi, dan memberdayakan kelompok rentan, Isnaini percaya bahwa Jepara akan bangkit bukan sekadar tumbuh—tapi juga menyebar manfaat ke semua lapisan masyarakat.*
Peliput: Petrus