Mengapa Perayaan Ulang Tahun ke-56 Paroki Santa Theresia Begitu Istimewa?

Gambar: Pemotongan Tumpeng oleh Pastor Paroki Santa Teresa dan diberikan kepada umat.

TNews, SEMARANG – Perayaan misa ulang tahun ke-56 Paroki Santa Theresia Bongsari, Keuskupan Agung Semarang, berlangsung istimewa hari ini. Misa tersebut dihadiri oleh umat yang hadir dalam jumlah lebih banyak dari biasanya, menyemarakkan suasana syukur dan kebersamaan. Dalam wawancaranya dengan wartawan Totabuan.news, Romo Eduardus Didik CW. S.J., pastor paroki Santa Theresia Bongsari, menyampaikan bahwa keistimewaan perayaan tahun ini tidak hanya terletak pada jumlah umat yang hadir, tetapi juga kehadiran paduan suara dan petugas liturgi yang lebih lengkap.

“Tradisi kami setiap perayaan ulang tahun paroki adalah menyajikan bubur dan menyantapnya bersama sebagai wujud syukur atas berkat Tuhan. Tahun ini, kami juga menghadirkan sepasang gunungan yang menambah khidmat acara. Selain itu, Tuhan telah memberkati kami dalam pembangunan gedung pelayanan pastoral yang telah selesai dan diresmikan pada 19 Agustus lalu. Fasilitas baru ini sudah bisa dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh umat, dan tentu hal ini pantas kita rayakan bersama,” ujar Romo Didik.

Mengusung tema “Dengan spiritualitas Santa Theresia mewujudkan formatio iman berjenjang dan berkelanjutan,” perayaan ulang tahun ini tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga peneguhan komitmen untuk terus memperkokoh iman. Romo Didik menjelaskan bahwa tema ini mengajak seluruh umat untuk membangun iman yang berkelanjutan, dimulai dari keluarga. “Pembinaan iman harus terus dilakukan secara berjenjang, dimulai dari anggota keluarga, sehingga semakin kuat dan berbuah berkat dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Dalam usia ke-56 tahun, Paroki Santa Theresia Bongsari telah mencapai banyak hal, termasuk komunitas beriman yang tangguh serta kemajuan di berbagai bidang, termasuk teknologi dan sumber daya manusia. Namun, Romo Didik menekankan pentingnya regenerasi dan peningkatan pemahaman keagamaan di kalangan umat. “Proses regenerasi harus mulai tampak, dan rekan-rekan muda perlu mulai terlibat lebih aktif dalam tata kelola paroki,” jelasnya.

Gambar: Berebut Gunungan yang berisi berbagai sayuran dan buah buahan hasil pertanian yang merupakan sebuah simbol pengharapan dan syukur.

Sebagai pesan khusus, Romo Didik berharap bahwa di usia yang semakin matang, Paroki Santa Theresia Bongsari akan terus maju, berkembang, dan memberikan kontribusi yang lebih nyata bagi kehidupan keuskupan Semarang serta masyarakat luas. Gereja ini diharapkan semakin dirasakan berkatnya dan kiprahnya di tengah masyarakat.

Setelah misa perayaan ulang tahun ke-56 Paroki Santa Theresia Bongsari, Keuskupan Agung Semarang selesai, umat melanjutkan sukacita mereka dalam pesta umat yang digelar di pelataran gereja. Acara dimulai dengan pemberkatan sepasang gunungan, yang menjadi simbol syukur dan berkat atas limpahan hasil bumi.

Gunungan yang dihiasi dengan warna-warni sayuran segar dan beraneka ragam buah hasil pertanian melambangkan kesuburan serta kelimpahan berkat Tuhan kepada umat paroki. Romo Eduardus Didik CW. S.J., pastor paroki, memimpin pemberkatan ini dan mengajak seluruh umat untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan, terutama hasil panen yang melimpah dari tanah yang diberkati.

“Gunungan ini merupakan simbol pengharapan dan syukur kita kepada Tuhan. Melalui hasil bumi yang kita peroleh, kita diajak untuk terus menjaga alam dan berdoa agar berkat-Nya terus mengalir bagi kita semua,” ujar Romo Didik dalam sambutannya.

Setelah pemberkatan gunungan, umat dengan penuh semangat dan antusias berebut mengambil sayuran dan buah-buahan yang telah diberkati. Aksi ini menjadi simbol penerimaan berkat Tuhan, sebagai ungkapan syukur atas limpahan karunia-Nya yang melimpah melalui hasil bumi.Acara dilanjutkan dengan pesta umat, di mana seluruh hadirin menikmati kebersamaan dengan berbagai hidangan yang disajikan, termasuk sajian khas bubur ulang tahun yang selalu menjadi tradisi setiap perayaan di Paroki Santa Theresia Bongsari.

Suasana pesta umat berlangsung dengan penuh kegembiraan dan kebersamaan, mempererat tali persaudaraan di antara sesama umat. Pesta ini juga menjadi momen refleksi bersama untuk terus menjaga spiritualitas Santa Theresia yang telah menjadi bagian dari perjalanan panjang paroki ini selama 56 tahun.

Perayaan hari ini ditutup dengan harapan agar Paroki Santa Theresia Bongsari terus berkembang dan menjadi berkat bagi lingkungan serta keuskupan Semarang di masa depan.*

Peliput: Petrus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *