TNews, JEPARA – Pemerintah Kabupaten Jepara masuk dalam tiga besar Inovasi Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) kategori Kabupaten tingkat Provinsi Jawa Tengah. Menindaklanjuti hal tersebut, tim penilai verifikasi lapangan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah yang diketuai oleh Hermawan meninjau sejumlah lokasi yang menjadi penilaian.
Rombongan diterima Penjabat (Pj) Bupati Jepara H. Edy Supriyanta di Pendapa Kartini, Rabu, (7/2/2024). Turut mendampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara Edy Sujatmiko, Asisten I Sekda Jepara Ratib Zaini, Asisten II Sekda Jepara Hery Yulianto, dan sejumlah kepala dinas terkait.
“Melalui inovasi Waduk Teri (Wadah Edukasi Terintegrasi) ini kami harap dapat meningkatkan produktivitas masyarakat khususnya di bidang pertanian dan perikanan,” ucap Edy.
Menurutnya, Jepara yang memiliki wilayah yang tidak cukup luas namun memiliki potensi pertanian dan perikanan. Hal tersebutlah yang mendorong pemerintah untuk mengembangkan inovasi, khususnya bagi masyarakat yang belum memanfaatkan lahan maupun pekarangan di sekitar rumah.
Pj. Bupati menambahkan gerakan ini sudah diintegrasikan dengan beberapa dinas dan kelompok terkait. Seperti PKK yang beberapa waktu lalu juga mengikuti lomba di tingkat nasional terkait gerakan menanam cabai. Selain itu, dinas terkait seperti Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga juga mengadakan Field Trip bagi anak sekolah di sekitar area pembibitan. Ia berharap sosialisasi ini dapat berdampak hingga di usia dini.
“Saya harap ini akan memberikan Output dan Outcome kepada masyarakat Jepara,” ucapnya.
Edy menyebutkan output yang dihasilkan dari inovasi Waduk Teri ialah masyarakat dapat dengan mudah mendapat pengetahuan budidaya tanaman dan ikan yang dapat dimanfaatkan di pekarangan rumah. Sedangkan Outcome yang diterima masyarakat antara lain untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, penanganan stunting, hingga mengajak generasi muda untuk melakukan budidaya dengan metode Smart Farming.
“Semoga kita mendapatkan hasil yang terbaik, kalau bisa juara satu,” tandasnya.
Sebagai informasi terdapat tiga titik yang menjadi penilaian, antara lain KBD Krasak, BPP Tengguli dan BBI Pecangaan. Salah satu penerima manfaat bibit tanaman, Fatkhul Majid dari Desa Wonorejo mengatakan bahwa banyak masyarakat yang terbantu dengan adanya program ini. Ia menceritakan setiap kali dia mengambil bibit, masyarakat Desa Wonorejo sudah mengantre bibit tersebut.
“Tanaman yang sudah panen yaitu alpukat dan jambu biji merah. Biasanya dijual di pasar, kalau tidak ya ada orang yang datang ke rumah langsung,” terangnya.
Ia menjelaskan setiap tanaman perlu waktu berbeda-beda dari proses penanaman bibit sampai berbuah. Majid menyampaikan pada umumnya sekitar 3 hingga 5 tahun sudah berbuah dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat, baik buahnya maupun secara ekonomi.*
Reporter : petrus