TNews, JEPARA – Suasana religius dan penuh kekhidmatan kembali menyelimuti Pendapa Kartini Jepara pada Ahad (7/9/2025). Ratusan jamaah dari berbagai penjuru hadir mengikuti pengajian rutin Ahad Pahing, sebuah tradisi keagamaan yang terus hidup dan menjadi wadah doa bersama demi keselamatan serta kondusivitas Kabupaten Jepara.
Kegiatan dimulai dengan lantunan dzikir dan selawat oleh Jamaah Kiai Mojo yang menambah kesejukan hati para hadirin. Hadir dalam acara tersebut, Bupati Jepara H. Witiarso Utomo, Wakil Bupati M. Ibnu Hajar, Sekda Jepara Ary Bachtiar, jajaran kepala perangkat daerah, tokoh agama, serta masyarakat luas.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Jepara M. Ibnu Hajar, yang akrab disapa Gus Hajar, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas istikamah para jamaah yang senantiasa mengikuti kegiatan Ahad Pahing.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Jepara, saya mengucapkan terima kasih karena panjenengan semua telah istikamah dalam dzikir dan selawat. Doa-doa panjenengan menjadi benteng bagi Kabupaten Jepara,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Gus Hajar menekankan pentingnya menjaga kondusivitas dan kerukunan masyarakat Jepara. Ia mengajak seluruh warga untuk terus bersatu, saling membantu, dan tidak terpecah belah.
“Dengan doa dan kebersamaan, insyaallah Jepara akan senantiasa mendapat perlindungan dan keberkahan dari Allah Swt,” tambahnya.
Pesan khusus juga disampaikan kepada para ibu agar membimbing anak-anak dengan nilai kebaikan sejak dini.
“Ibu-ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anak, maka didiklah mereka dengan nilai-nilai kebaikan, agar kelak menjadi generasi yang berakhlak mulia,” tuturnya.
Acara pengajian ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan agar Jepara senantiasa makmur, unggul, lestari, dan religius. Wabup pun berharap tradisi pengajian Ahad Pahing terus dilestarikan dari masa ke masa.
“Semoga kegiatan dzikir dan selawat ini selalu terjaga dan menjadi benteng Kabupaten Jepara,” pungkasnya.
Salah satu jamaah, Ibu Siti (45), warga Kelurahan Bapangan, mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini.
“Pengajian Ahad Pahing membuat hati lebih tenang. Kami merasa diperhatikan pemerintah, apalagi doa bersama ini jadi penguat agar Jepara tetap aman dan tentram,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan KH. Ahmad Zainuddin, tokoh agama setempat. Menurutnya, pengajian rutin ini bukan sekadar ritual, tetapi juga ikhtiar spiritual untuk mempererat hubungan antara masyarakat, ulama, dan pemerintah.
“Dzikir dan selawat ini adalah benteng moral kita. Kalau pemerintah, ulama, dan masyarakat bersatu, maka Jepara akan semakin kuat dan terjaga dari perpecahan,” tegasnya.
Dengan antusiasme jamaah yang terus tinggi, pengajian Ahad Pahing kini tak hanya menjadi tradisi, tetapi juga simbol persatuan dan doa kolektif bagi masyarakat Jepara.*
Peliput: Petrus