TNews, KARIMUNJAWA – Di saat kebanyakan orang memilih berdiam di daratan ketika hujan deras mengguyur dan ombak tinggi menghadang, tenaga kesehatan Puskesmas Karimunjawa justru menantang laut demi satu misi: menghadirkan layanan kesehatan terpadu ke Desa Pulau Nyamuk, salah satu desa terluar di Kecamatan Karimunjawa. Dedikasi tanpa batas ini menjadi bukti nyata bahwa kesehatan adalah hak semua warga, bahkan yang tinggal di pulau terpencil sekalipun.
Dengan berbekal semangat dan loyalitas, 18 tenaga kesehatan yang dipimpin langsung Plt. Kepala Puskesmas Karimunjawa, Chorirotun, S.Tr.Keb, berangkat menyeberangi lautan sejauh 25 mil laut. Waktu tempuh 2,5 jam dengan kapal kayu tak menyurutkan niat mereka, meski harus menghadapi ombak yang kadang mengguncang. Tujuan mulia itu adalah satu: memberikan layanan kesehatan komprehensif bagi 201 kepala keluarga di Desa Pulau Nyamuk.
Layanan Terpadu yang Dihadirkan
Dalam satu kali kunjungan, tim menghadirkan pelayanan yang jarang bisa dirasakan masyarakat pulau:
Pemeriksaan kesehatan anak sekolah (CKG) dan cek kesehatan gratis di SD.
SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) di PAUD dan TK.
Pemeriksaan gigi, pemeriksaan mata, dan kesehatan umum gratis.
USG untuk ibu hamil, yang biasanya hanya bisa dilakukan di puskesmas induk di Karimunjawa.
Sosialisasi kesehatan jiwa, pemeriksaan masyarakat rentan, serta inspeksi kesehatan lingkungan.
“Kalau kami tidak hadir secara terpadu, biasanya hanya bidan desa yang melayani dengan arahan program. Dengan kegiatan ini, seluruh program kesehatan bisa dijalankan langsung di lapangan,” jelas Chorirotun.
Sambutan Hangat Warga
Kedatangan tim kesehatan ini disambut antusias warga. Mereka berbondong-bondong mendatangi lokasi layanan, bahkan ada yang menunggu di rumah karena kondisi fisiknya tidak memungkinkan datang.
Nur Handayani (30), warga yang lumpuh sejak kecil, merasa terharu saat rumahnya dikunjungi langsung. “Alhamdulillah, pelayanannya bagus. Terima kasih sudah mau datang jauh-jauh memeriksa saya,” ujarnya dengan mata berkaca.
Suhaili, orang tua dari Ahmad Alzam Rafardhan (5) yang mengalami speech delay, mengaku sangat terbantu. “Petugas bukan hanya memeriksa, tapi juga memberi motivasi dan dukungan emosional,” ungkapnya.
Ismi Rahmawati, guru PAUD Bekti Darma Nyamuk, menyebut anak-anaknya gembira sekali diperiksa kesehatan. “Mereka jadi antusias, bahkan menganggap kedatangan dokter itu sebuah pengalaman baru,” katanya.
Peran Penting Nakes di Ujung Laut
Petinggi Desa Nyamuk, Muazis, memberi apresiasi tinggi. “Kami bisa merasakan pelayanan dokter dan perawat tanpa harus menyeberang ke Karimunjawa. Kami berharap ini bisa dilakukan rutin minimal 3–4 kali setahun,” harapnya.
Apresiasi serupa datang dari Sekretaris Camat Karimunjawa, Muslikhan, yang menyebut pelayanan ini sebagai bukti nyata hadirnya negara. “Kunjungan ini luar biasa. Masyarakat merasa diperhatikan dan semakin sadar pentingnya kesehatan,” ucapnya.
Tantangan Berat di Lapangan
Namun, misi mulia ini tidak tanpa hambatan. Cuaca buruk dan terbatasnya anggaran menjadi kendala utama. Saat ini, biaya transportasi laut masih mengandalkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) puskesmas, tanpa dukungan tambahan dari pihak lain.
“Kalau cuaca buruk, kami bisa tertahan di laut. Tapi demi kesehatan warga, itu risiko yang kami hadapi. Kami berharap ada dukungan lebih luas agar pelayanan ini bisa lebih rutin,” kata Chorirotun.
Dedikasi Tanpa Batas
Program pelayanan kesehatan keliling ini menjadi bukti dedikasi tenaga kesehatan di daerah kepulauan. Mereka rela berkorban tenaga, waktu, bahkan keselamatan untuk memastikan warga pulau terpencil tidak tertinggal dalam layanan kesehatan.
Setiap langkah, dari memeriksa gigi seorang anak hingga melakukan USG pada ibu hamil, adalah bentuk pengabdian tulus demi raga-raga lain yang menanti harapan sehat.*
Peliput: Petrus