Wakil Ketua Komisi III DPR RI Kecam Aksi Anarko dan Penyekapan Polisi saat May Day di Semarang

Gambar: SIARAN PERS RESMI Bidang Humas Polda Jateng, Kamis 8 Maret 2025.

TNews, JEPARA – Insiden demonstrasi yang berlangsung pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day), 1 Mei 2025, di Kota Semarang, yang berubah menjadi tindakan anarkis dan penyekapan anggota Polri oleh kelompok yang diduga Anarko, mendapat perhatian dan kecaman serius dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Dede Indra Permana Soediro, S.H.

Dalam kunjungan kerja Komisi III DPR RI ke Polda Jawa Tengah, Dede menyampaikan keprihatinannya terhadap insiden tersebut. Menurutnya, aksi brutal tersebut telah mencederai nilai-nilai demokrasi dan merusak suasana damai peringatan Hari Buruh.

> “Kami sangat menyayangkan peristiwa ini. Jawa Tengah selama ini dikenal sebagai wilayah yang damai dan toleran. Jangan sampai tercoreng oleh aksi-aksi anarkis yang tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi. Apalagi jika sampai berujung pada kekerasan dan penyekapan aparat,” tegas Dede.

Dede memberikan apresiasi atas sikap profesional Polri yang tetap mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis, meski dalam situasi yang memprovokasi.

> “Kami melihat bagaimana Polri menjaga kesabaran dan tidak terprovokasi untuk bertindak represif, bahkan ketika ada anggotanya yang disandera. Ini mencerminkan sikap profesionalisme dan pendekatan humanis yang patut diapresiasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dede menekankan pentingnya penegakan hukum terhadap para pelaku. Ia mendorong agar proses hukum berjalan secara adil dan transparan untuk mengusut tuntas aktor-aktor di balik kerusuhan tersebut.

> “Kami mendukung penuh langkah Polri dalam penegakan hukum. Siapa pun yang menjadi provokator atau dalang di balik kekacauan ini harus diproses sesuai hukum yang berlaku. Tidak boleh ada toleransi terhadap tindakan kekerasan,” tambahnya.

Di akhir pernyataannya, Dede mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak terprovokasi dan tetap menjaga kondusivitas wilayah, khususnya di Jawa Tengah.

> “May Day seharusnya menjadi panggung perjuangan buruh yang damai, bukan ajang provokasi dan kekacauan. Mari kita jaga suasana guyub rukun dan damai di tengah masyarakat,” pungkasnya.*

Peliput: Petrus

Tinggalkan Balasan