TNews, TEGAL – Kota Tegal menjadi tuan rumah Kejurprov Panahan Junior Jawa Tengah 2025, tapi hanya menurunkan 20 atlet dari 776 peserta yang berlaga. Ironisnya, meski sukses meraih 4 medali emas, jumlah atlet dari Tegal termasuk yang paling sedikit dibandingkan kota/kabupaten lain.
Ketua Perpani Kota Tegal, Amiruddin, mengakui bahwa jumlah atlet panahan di Kota Tegal masih minim. “Kami memang fokus pada kualitas, tapi tidak bisa menutup mata bahwa secara kuantitas, kami tertinggal,” katanya.
Kabupaten Cilacap, misalnya, mengirimkan 72 atlet, hampir empat kali lipat dari Kota Tegal. Ketimpangan ini memunculkan pertanyaan soal efektivitas pembinaan di daerah tuan rumah. Apakah Tegal sudah cukup serius mengembangkan basis olahraga panahan sejak usia dini?
Wali Kota Tegal memang menyatakan dukungan terhadap pembinaan atlet muda dan penyediaan sarana olahraga, namun kondisi di lapangan menunjukkan masih perlunya investasi lebih dalam hal pelatih, fasilitas, dan sosialisasi.
Keprihatinan ini juga datang dari sejumlah pengurus Perpani daerah lain.
“Tegal punya potensi, tapi tampaknya belum ada sistem rekrutmen dan pembinaan yang berkelanjutan,” ujar salah satu ofisial dari Kota Semarang yang enggan disebut namanya.
Keberhasilan 4 atlet Tegal meraih emas patut diapresiasi, namun menjadi peringatan bahwa jumlah peserta dari daerah sendiri yang rendah bisa menjadi sinyal bahaya bagi keberlanjutan prestasi olahraga di masa depan.*
Peliput: Agung